Sinopsis
Dikisahkan di sebuah desa terdapat seorang anak
lai-laki. anak tersebut ingin sekali menjadi seperti ayahnya yang merupakan
salah satu dari legenda six heroes. suatu hari ia sedang berlatih, dia bertemu
seorang tinker. seorang yang dikirim dari masa depan untuk mencegah kemunculan
suatu monster. Dengan restu dari Kakeknya, anak tersebut pergi mencari artefak
yang diperkirakan memiliki kekuatan mistis yang sangat kuat. Artefak tersebut
harus dihancurkan sesegera mungkin atau malapetaka akan muncul ke dunia
verathea. Lalu apakan mereka berdua akan berhasil? penasaran dengan apa yang
akan terjadi? Mari kita baca cerita lengkapnya di bawah ini.
Hsunz adalah anak yang rajin, dan suka membantu.
Ambisinya untuk menjadi pejuang hebat seperti ayahnya, membuatnya menjadi anak
yang kuat dan tegar. Meskipun dia tidak memiliki kekuatan sehebat ayahnya namun
dia yakin, suatu saat nanti akan bisa menjadi kesatria hebat seperti ayahnya.
“akhirnya selesai juga pekerjaan ini, kakek pasti
senang melihat kerja kerasku. Ha..Haa” sesaat kemudian dia kembali ke gubuk
untuk memberitahu kakeknya bahwa pekerjaannya telah selesai.
Hsunz : “Kakek..Kakek,
tanaman Kakek sudah saya siram semua”
Kata bocah
itu dengan riangnya.
Kakek
:“Uhuug…ughh… terimakasih nak, sudah mau membantu kakek. Uhugg”
Hsunz :“ Apa
ada hal lain yang bisa saya bantu kakek?”
Kakek :“Tidak
nak, sebaiknya kamu beristirahat. Kamu pasti lelah, makanlah dulu.”
Hsunz :“aduhhh..
saya masih kenyang kek. Baiklah, karena semua pekerjaan sudah selesai, saya mau
latihan dulu kek.”
Kakek :”Tapi
bukankah ini tengah hari, matahari sedang bersinar dengan teriknya. Apakah kamu
mau tetap latihan?”
Hsunz : ( sambil
menatap langit)”Iya kek, aku akan tetap berlatih meski panas terik sekalipun
agar bisa seperti ayah.”
Kakek :”Bila
itu memang keinginanmu, berlatihlah dengan sungguh-sungguh nak. Jangan sampai mengecewakan ayahmu.”
Hsunz
:”Terima kasih kek, saya akan berlatih keras agar bisa seperti ayah.”
(berkata dengan semangat) “aku
berangkat dulu kek”
Tak lama
kemudian Hsunz pun sudah pergi untuk berlatih. “happ, haapp… ciatttt….”
Teriaknya ketika sedang berlatih. Memang, ayahnya telah meninggal 10 tahun yang
lalu karena sakit keras. Sedangkan ibunya meninggal 2 bulan kemudian. Saat itu
Brutal sedang berumur 8 tahun.
“cciiiaaatttt…. Happ, hiaaattttt” (Dduaarrrrr…!!) tiba-tiba terdengar ledakan
keras di suatu tempat. Hal itu membuat latihannya terhenti sejenak dan juga
penasaran. “Benda apa yang menyebabkan ledakan sekeras itu?” ucapnya dalam
hati. Diapun mencoba mencari tau benda apa itu.
Di tempat
yang berbeda, seorang anak sedang merangkak keluar dari pesawatnya yang baru
saja terjatuh. “Uhukk.. uhh.. apakah benar ini tempatnya” ucap anak itu kepada
dirinya sendiri. “Heyyy… siapa disana?” tiba-tiba datang seseorang, dan orang
tersebut tak lain adalah Hsunz.
Tinker :
“Siapa kamu? Apakah kamu manusia?”
Hsunz :” Ya,
aku manusia. Kamu siapa, dan apa yang kamu lakukan disini?”
Tinker :
“Maaf bila aku mengganggumu. Kamu tak perlu tau siapa aku. Panggil saja aku
tinker. Asalku dari masa depan, dan
tujuan ku kemari adalah untuk mencegah keberadaan suatu monster jahat
yang akan menyerang dunia ini. Ini
adalah pesawatku” (sambil menunjuk pesawatnya yang rusak parah)
Hsunz
:”Ap..apaa? monster jahat? Apa yang sedang kamu bicarakan?” (katanya
sambil tergagap dan terheran-heran)
Tinker :”Ya,
monster jahat Black Dragon. Dia adalah monster yang sangat berbahaya. Apabila
kita tidak dapat mengalahkannya, maka
tiga perempat dari penduduk verathea dikhawatirkan musnah karena serangan
monster tersebut. Bahkan yang lebih
mengerikan lagi, semua peradaban yang ada akan musnah karena kegelapan
akan menyelimuti seluruh verathea. Tak
ada lagi yang akan tau apa yang terjadi setelahnya. Yang pasti, monster
jahat lainnya juga akan muncul apabila
darkmoon tidak segera dikalahkan.”
Hsunz :”Lalu
darimana asalnya monster jahat tersebut?”
Tinker
:”Ceritanya panjang. Monster jahat tersebut berasal dar….” (tiba-tiba
pingsan karena kelelahan)
Hsunz
:”Hey, heyy..”
Hsunz pun
mencoba menolongnya dengan membawanya ke gubuk tua tempat ia dan kakeknya tinggal.
kakeknya pun membuatkan ramuan
penyembuh agar anak tersebut bisa segera siuman. Beberapa saat kemudian
anak tersebut siuman.
Tinker :”Dimana aku?”
Kakek :”Kamu
aman disini”
Hsunz :”Ini
adalah tempat tinggalku, dan dia adalah kakekku yang sudah mengobatimu.”
Tinker
:”Owhh, terimakasih kek sudah membantu. Aku harus sege…aduhhh..!!”
(mencoba berjalan)
Kakek
:”Tenanglah nak, kamu masih belum pulih. Istirahatlah dulu.” (Sambil mencoba
menenangkan tinker) “Hsunz, ambilkan
tinker makanan. Sepertinya dia lapar”
Hsunz :”Baik
kek”
Hsunz pun
menuju ke dapur untuk mengambilkan makanan. Tak lama kemudian dia pun sudah
kembali dengan membawa makanan.
Hsunz :”Ini
kek.” (memberikan makanan tersebut kepada kakek)
Kakek :”Ini
nak, makanlah dulu agar stamina mu pulih.”
Tinker
:”Tunggu dulu, aku ingin mengecek apakah makanan ini sehat atau tidak.
Tolong ambilkan tasku”
Hsunz :”Ap..apaa..? ini masakan kakekku. Apa kau
berfikir masakan ini tidak sehat? Kalau tidak mau” (dengan nada sedikit kesal)
Kakek :
(tiba-tiba menyela pembicaraan hsunz) ”Hsunz, cepat ambilkan tasnya”
Hsunz :
“Ta..tapiii kek”
Kakek :
“Cepat hsunz” (kata kakek tersebut dengan lembut)
Hsunz :”Baik kek”
(berkata dalam hati) “Kalau seandainya tidak ada kakek, sudah ku hajar kau.
Huffffttt….!!”
Sesaat
kemudian hsunz pun kembali membawakan tas tinker.
Hsunz :”Nih
tas mu” (dia pun memberikan tas tersebut kepada tinker dengan muka kecut)
Tinker :
(mengambil sebuah alat lalu memasukkannya ke dalam mangkuk makanan, lalu dia
berkata dalam hati) “Apakah I ni nyata?
Tak kusangka masih ada makanan seperti ini disini”
Setelah
mengetahui kandungan zat yang ada dalam makanan tersebut, maka si tinker
tersebut langsung memakannya dengan lahap. Hsunz dan Kakek pun memandangnya
dengan penuh keheranan. Orang yang tadinya sangat sensitif dengan makanan
tiba-tiba langsung memakan makanan tersebut dengan lahapnya. Ada apa gerangan.
Selesai menghabiskan makanannya, hsunz pun bertanya kepada tinker.
Hsunz :”Apa
kamu baik-baik saja? Bukankah kamu tadi sempat ragu dengan makanan itu? Tapi
kenapa kamu langsung memakan makanan
tersebut dengan lahapnya setelah kamu melihat alatmu tadi? Ada apa dengan
alatmu?” (hsunz pun langsung menghujam
tinker dengan beberapa pertanyaan)
Tinker
:”Emhhh..” (sambil menyeka sisa makanan yang ada di mulutnya) “Ya, aku
baik-baik saja. Sudah selesai kamu
bertanya? Jadi begini, baru kali ini aku melihat makanan dengan kandungan
gizi sebaik masakan kakek mu ini. Di
zaman ku, tak ada makanan seperti itu. Gizi baik sangat sulit dicari.
Maka dari itu kami harus hati-hati dalam
memilih makanan. Salah-salah malah dapat penyakit. Ini adalah alat
pengecek gizi. Melalui alat itu kita dapat
mengetahui kandungan gizi yang ada dalam makanan tersebut. Apakah sudah
jelas?”
Hsunz
:”Owhhh, begitu ya.”
Kakek :”Jadi
kamu benar dari masa depan? Lalu apa tujuan mu kemari?”
Tinker
:”Begini kek, seperti yang sudah saya ceritakan ke hsunz, saya datang
kemari untuk mencegah kehadiran monster
jahat Black Dragon. Black Dragon sendiri tercipta dari pecahan Tempest dragon
yang tercemar oleh darah Void dragon.
Dahulu kala, Verathea adalah dunia yang indah yang dijaga oleh 2 Dragon yaitu Tempest
Dragon dan Sentinel Dragon. Semua hidup
dalam kebahagiaan. Tapi pada suatu ketika, sebuah racun merasuki The
Ancient yang membuatnya hilang kendali
dan tidak dapat berfikir normal. Ancient yang telah terpengaruh oleh kekuatan
j ahat mencoba mencari kekuatan yang
lebih hebat dengan cara menggunakan Monolith. Monolith sendiri adalah jantung dari dunia ini, pembatas dari dunia
jahat ciptaan vestinel dengan verathea ini. Para Dragon penjaga verathea pun sadar akan hal ini, dan mencoba
menghentikannya. Namun mereka terlambat, Ancient telah mulai mengambil kekuatan tersebut. Namun apa yang
terjadi? Kurangnya pengetahuan dari Ancient, menyebabkan Monolith tidak stabil dan meledak.
Ledakannya pun sangat hebat sehingga membuat celah antara 2 dunia yang berbeda. Void Dragon yang mengetahui
kejadian tersebut mencoba untuk masuk ke Verathea melalui celah tersebut. Dan akhirnya naga yang dipenuhi
dengan aura jahat tersebut berhasil masuk ke Verathea. Mengetahui hal tersebut, Sentinel Dragon dan Tempest Dragon
mencoba untuk memusnahkan Void Dragon agar dunia kembali seimbang. Pertarungan hebat pun terjadi
antara Void Dragon melawan Sentinel dan Tempest Dragon. Akhirnya tubuh Void Dragon pun dapat dihancurkan,
namun tidak untuk jiwanya. Jiwanya pun mencoba masuk kedalam jasad Tempest Dragon yang gugur ketika
melawan Void Dragon. Pertempuran pun berlanjut antara Sentinel Dragon dengan Tempest Dragon yang sudah dirasuki
oleh jiwa Void Dragon. Sentinel pun dengan berat hati melawan tubuh saudaranya itu dan akhirnya dapat
mengalahkan Tempest Dragon yang tercemar. Meskipun dapat dikalahkan, namun
Tempest Dragon tidak kehilangan akal.
setelah mengetahui bawha dirinya akan kalah, Tempest Dragon pun meledakkan tubuhnya yang tercemar hingga berkeping-keping.
Pecahan tubuhnya pun menyebar ke seluruh
belahan Verathea. Mengetahui hal tersebut, Sentinel Dragon membelah
dirinya menjadi dua bagian yaitu Gold
Dragon dan Silver Dragon yang bertugas mencari dan memusnahkan pecahan
dari tubuh Tempest Dragon yang tercemar
tersebut.”
Tinker pun
mecoba menjelaskan apa yang terjadi pada masa lalu.
Hsunz :”Lalu
apa yang terjadi apabila mereka berdua tidak dapat menemukan pecahan tubuh
tempest dragon?”
Tinker
:”Cepat atau lambat, pecahan tersebut akan dapat ditemukan, dan apabila
tidak segera di musnahkan atau disegel
maka akan menciptakan petaka baru, seperti munculnya dragon-dragon baru
seperti Black Dragon yang muncul 50
tahun yang lalu. Satu pecahan sudah cukup kuat untuk menjadi sebuah
Dragon.”
Hsunz :”Ehmm…
aku mengerti. Berarti kita harus segera memusnahkan atau menyegel pecahan
dragon tersebut. Lalu dimana kita dapat
menemukannya?”
Tinker :”Aku
mendapat petunjuk, bahwa di lembah Gray Ruins, terdapat salah satu pecahan dari
Tempest Dragon.
Kakek :”Gray
Ruins? Bukankah itu lembah yang berbahaya dan cukup jauh? Lembah itu ada di
sebelah barat, sekitar 5 jam perjalanan
dari sini. Kakek pernah tersesat disana ketika mencari kayu bakar.untung saja
ayahmu Barnac dapat menemukan kakek
sehingga kakek masih bisa selamat.”
Tinker
:”App..apaa.? apakah kamu adalah anak dari Barnac, legenda dari six
heroes?” (bertanya dengan sedikit kaget)
Hsunz :”Ya,
dia adalah ayahku. Dia sudah meninggal 10 tahun yang lalu, ketika umurku 8
tahun.” (menjawab dengan muka sedih)
Keadaan pun
menjadi hening sejenak.
Tinker
:”Maafkan aku hsunz, bukan maksudku” (berusaha meminta maaf kepada hsunz)
Hsunz :”Tidak
apa, aku sangat bangga mempunyai ayah seperti dia. Dan aku yakin, sauatu saat
nanti akau akan bisa menjadi seperti
dia. Seorang pahlawan yang melegenda. Oleh karena itu aku mohon ijin kepada kakek
untuk menemani tinker mencari pecahan
dragon di gray ruins” (dengan wajah memohon, berharap kakeknya memberikan ijin)
Kakek :”Bila
itu maumu, aku tidak bisa melarangmu nak. Itu adalah pilihan mu. Selama kamu
bisa menjaga dirimu sendiri, paman akan
mengijinkan.” (berkata dengan senyum terharu)
Tinker
:”Okeyy, kurasa kita harus bersiap-siap untuk berangkat.” (mencoba untuk
berdiri) “aduhhh..”
Kakek
:”Sudahlah, istirahatlah dulu, biar hsunz yang menyiapkan perbekalan.
Lagipula hari sudah mulai gelap. Akan lebih
baik apabila kalian berangkat besok.”
Hari sudah
gelap. Brutal pun menyiapkan perbekalan untuk perjalanannya besok. Usai
menyiapkan perbekalan, mereka pun makan malam bersama kemudian istirahat.
Ayam pun
mulai berkokok, matahari sudah mulai muncul. Hsunz dan tinker pun sudah bersiap
untuk mencari pecahan tersebut hari ini.
Hsunz :”Kakek,
hsunz mohon pamit. Doakan saya kek semoga berhasil.”
Hsunz
:”Hati-hati nak. Kakek akan selalu mendoakanmu.”
Kakek pun
memeluk hsunz dengan eratnya dan mencoba menahan air matanya di depan hsunz,
namun apa dikata. 10 tahun sudah sejak ayahnya meninggal, dia telah membesarkan
hsunz. Berat rasanya untuk membiarkan hsunz pergi sendirian untuk pertama
kalinya. Namun kakek yakin, bahwa kekuatan besar ada di dalam kekuatan tubuh cucunya
tersebut. Meskipun dia tidak pernah melihat hsunz bertarung, namun dia yakin
bahwa brutal mampu menjaga dirinya sendiri. Dia teringat akan perkataan hsunz
“Aku akan berusaha menjadi seperti ayah”
Itulah yang membuat kakek tersebut tersenyum walaupun hatinya sedang bersedih.
Lalu dia pun berkata dalam hati, “Berusahalah nak, jadilah apa yang kamu
inginkan. Jangan sampai kau kecewakan ayahmu” lalu dia pun melepas pelukannya
kepada hsunz.
Tinker
:”Tinker pamit dulu kek”
Kakek :”Iya
nak, hati-hati dijalan. Jaga diri baik-baik.”
Tak berapa
lama kemudian mereka berdua pun hilang ketika harus berbelok. Kakek pun
mengambil nafas panjang sambil tersenyum kemudian berkata “berjuanglah nak, aku
yakin kalian pasti bisa”
Di dalam perjalanan, tinker dan hsunz pun terlibat
sebuah perbincangan.
Hsunz :”Oiya,
apabila kita sudah menemukan pecahan tersebut, apa yang akan kita lakukan?”
Tinker :”Kita
akan menyegelnya menggunakan kekuatan Jewelseal. Kamu tenang saja, saya sudah
menyiapkannya. Akan tetapi kekuatan
jewelseal ku hanya bisa bertahan sementara. Kita harus mencari The Ancient
untuk memperkuat agar dapat sempurna.”
Hsunz :”Lalu
dimana kita dapat menemukan The Ancient?”
Tinker :”Aku
dengar, di dekat Gray Ruins ada sebuah desa. Nama desanya yaitu Calderock. Kita
akan mencoba mencari petunjuk disana.”
Merekapun
melanjutkan perjalanan menuju Calderock. 5 jam kemudian mereka sampai di
Calderock. Ternyata desa Calderock tidak seperti dengan apa yang mereka
bayangkan. Suasana disana sangat mencekam.
Hsunz :”Jadi
ini ya desa Calderock. Tapi kok sepi sekali, seperti habis terjadi sesuatu.”
Tinker :”Iya,
sepertinya telah terjadi keributan disini. Lihat sekelilingmu. Pintu dan
jendela tertutup rapat. Bahkan banyak
rumah dan warung-warung berantakan“
Mereka
mencoba mencari petunjuk disana dengan cara berkeliling desa, berharap ada
seseorang yang bisa ditemui. Ketika mereka sedang beristirahat, tiba-tiba
brutal melihat sekelebat bayangan.
Hsunz :“Siapa
disana?” teriaknya
Tinker :”Ada
apa Sunz?” tanya tinker penasaran
Hsunz
:”Sepertinya aku melihat ada orang disana”
Beberapa
saat kemudian brutal pun mengejar orang tersebut. Berusaha mencari tau siapa
yang baru saja mengikutinya. Tak perlu waktu lama, dia pun berhasil menangkap
orang tersebut. Namanya orang tersebut adalah vegus.
Vegus :
(dengan nada gemetar) ”Ja..jangan bunuh aku. Kumohon jangan bunuh aku.”
Hsunz :”Siapa
kamu dan apa tujuan mu membuntuti kami”
Hsunz yang
merasa sejak tadi diikuti, langsung mengintrogasi orang tersebut. Tiba-tiba
tinker pun datang dan menanyakan apa yang sedang terjadi.
Tinker :”Ada
apa sunz?”
Hsunz :”Ini,
ada yang mengikuti kita.”
Tinker
:”Apakah benar apa yang dikatakan teman saya?” mencoba bertanya kepada
vegus
Vegus
:”I..iiyaa, ta.taapi kumohon jangan bunuh aku. Jangan bunuh akuu.” Vegus
pun memohon dengan gemetar kepada
brutal dan tinker.
Tinker :”Kami
datang kesini dengan maksud baik. Kami hanya ingin mencari petunjuk tentang
keberadaan The Ancient”
Vegus
:”A..apaa? The Ancient?”
Tinker :”Iya
The Ancient, apakah bapak tau dimana The Ancient?”
Vegus :”Saya
tidak tahu, sungguh saya tidak tahu. Ampuni aku kumohon.”
Tinker
:”Baiklah, kita tidak akan bertanya. Sepertinya bapak ketakutan melihat
kami. Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi
di desa ini? Nama saya tinker dan ini adalah teman saya Brutal (sambil menunjuk
brutal) kami datang hanya untuk mencari
petunjuk, bukan untuk menyakiti kalian.”
Vegus
:”Benarkah kalian tidak akan menyakiti kami?”
Hsunz :”Iya
pak. Apa yang dikatakan dia memang benar. Kita adalah orang baik yang hanya
ingin mencari petunjuk tentang
keberadaan The Ancient.”
Vegus
:”Baiklah, saya akan menceritakan apa yang telah terjadi di desa ini.
Kemarin malam desa kami diserang oleh
sekelompok monster dari Gray Ruins. Mereka telah menculik The Ancient
Rose. Kalian lihat kan kondisi desa kami
sekarang? Jadi kumohon jangan buat kami menjadi lebih ketakutan dengan
kehadiran kalian. Kumohon kalian segera
meninggalkan desa ini apabila sudah mendapatkan apa yang kalian cari.”
Tinker pun
terdiam sejenak mencoba berfikir. Tiba-tiba
seperti tau apa yang akan terjadi, dia pun berkata .
Tinker
:”Upacara pembangkitan”
Hsunz :
(dengan agak kaget) “Apa? Upacara pembangkitan?”
Tinker :”Ya,
upacara pembangkitan. Kata bapak ini, desa ini sudah diserang oleh monster yang
berasal dari Gray Ruins. Tidak salah
lagi, ada orang yang ingin membangkitkan kekuatan tersebut melalui The Ancient.
Kita harus mencegahnya segera sebelum
terlambat.”
Hsunz :”Kalau
begitu kita harus kesana sekarang. Jangan sampai itu terjadi. Terima kasih pak
atas informasi yang diberikan. Ayo
Tinker, kita harus bergegas.”
Lalu mereka
berdua pun pergi meninggalkan Vegus. Mereka pergi menuju Gray Ruins untuk
mencegah upacara pembangkitan yang mungkin terjadi. Sesaat kemudian mereka
telah sampai di Gray Ruins tepatnya di Sleeper’s Temple. Rupanya upacara sudah
dimulai. Para monster pun berjaga-jaga untuk mencegah gagalnya upacara.
Tinker :”Hsunz
stop. Sepertinya upacara sudah dimulai”
Hsunz :”Lalu
apa yang harus kita lakukan?”
Tinker
:”Bukankah kamu melihat, banyak monster disana. Kurasa kita harus
mengalahkan semua monster terlebih dahulu
agar bisa sampai di pusat upacara. Apakah kamu siap?”
Hsunz :”Aku
terlahir untuk siap, apapun yang terjadi.”
Tinker
:”Kalau begitu, ayo kita serang mereka.”
Hsunz
:”Baiklah!”
Akhirnya
bertempurlah mereka berdua, melawan monster-monster yang mungkin sangat
berbahaya. Hsunz pun menyerang monster tersebut sesuai dengan apa yang
diajarkan oleh Trainer Warior Duncan,
gurunya yang ada di Prairie Town. Sedangkan si Tinker, dengan bantuan robot
jeniusnya Alfredo mulai mengalahkan musuhnya satu persatu. Monster pun hampir
semuanya dapat dikalahkan. Tinggal 1 monster terkuat yang diperkirakan pimpinan
dari semua monster tersebut.
Hsunz
:”Tinker, apakah kamu sudah siap?”
Tinker :”Ayo
kita hancurkan mereka.”
Hsunz pun
mengeluarkan jurus yang sama sekali belum pernah dia coba. Namun secara teori,
dia sudah menguasai jurus tersebut. Dia
teringat akan pesan gurunya. “Jurus ini sangat mematikan, apabila kamu bisa
menguasainya maka jurus ini akan sangat berguna untukmu kelak. Jagalah
keseimbangan antara tebasan angin dengan laju pedang mu, niscaya kamu akan
dapat menggunakannya”. ”Baiklah guru, inilah saatnya” Pikirnya dalam hati.
Dengan bermodalkan tekad dan ilmu yang sudah ia pelajari, dia memulai jurusnya
yang mematikan itu. “Cresceeeeent cleave”.
Tinker
:”Apaaa.. Jadi itu jurus yang dinamakan crescent cleave! Mengerikan, aku
tak percaya dia mampu menguasai jurus
sehebat itu.
“aaaaa…aa.a..aaaaaa… matilah kau monster jahatttt…!!” Dan benar saja,
beberapa saat kemudian, monster tersebut langsung sekarat tak berdaya
dibuatnya. Hsunz pun kehilangan banyak energi untuk mengeluarkan jurus
tersebut. Nafasnya naik turun, sungguh-sungguh jurus yang menguras tenaga.
Ditengah-tengah nafasnya yang masih memburu, dia masih berfikir tak percaya
dengan apa yang baru saja terjadi.” Aku bisa, hhaahhh..haahh.. aku..bisa..!”
dia tersenyum bangga.
Hsunz :”Hey
tinker, apa kau lihat tadi? Aku bisa, aku melakukannya. crescent cleave”
Tinker
:”Eaaaa, waktu kita tidak banyak hsunz.”
Hsunz
:”Oittt, siappp”
Mereka pun
segera menuju ke pusat upacara. Sesampainya disana mereka kaget seolah tak
percaya.
Tinker
:”Vels..velskud..! Kita terlambat. Kekuatan dari pecahan tersebut sudah merasuk ketubuhnya. Dia sekarang
adalah seorang Dragon. Sungguh sulit
dipercaya, kita harus mencari bantuan. Kekuatan kita tidak cukup untuk melawannya.”
Hsunz
:”Di..dia adalah Dragon? Aku tidak percaya. Akan kuhancurkan dia.
Hiattttt.!!”
Hsunz pun
berlari untuk menghancurkan Velskud. Namun apa yang terjadi.
Tinker :”Ja..jangannnnn.”
Hsunz
:”Akaann ku hancurrr…”
Sebelum
selesai kata-kata Hsunz, sebuah pukulan telak telah mendarat di perutnya.
“Buukk.. heummpp” dia pun terjatuhh.
Velskud
:”Hahaha.. dasar bodohh! Apa kalaian tidak melihat bahwa kekuatan dari
Dragon telah menjadi milikku. Kekuatan kalian tidak akan cukup untuk melawanku. Ha.ha.haaaa.
matilah kaliannnn”
Velskud pun
melompat mencoba untuk berubah menjadi naga. “gggggrrrrhhhhhh.. “ suara itu
begitu menggema di langit. Bahkan sampai terdengar dari pusat kerajaan saint
haven.
Di tempat
lain, seseorang berambut emas mendengar raungan kebangkitan Black Dragon yang
kedua. Kemudian dia berbicara dalam hati.
Gerraint
:”Jadi itu kamu Black Dragon, tak kusangka kita akan bertemu lagi.”
Gumannya dalam hati.
Dia adalah
The Gold Dragon Gerraint, salah satu dari dua pecahan Sentinel Dragon.
Keesokan
harinya, Hsunz dan Tinker pun siuman. Tak lama kemudian mereka berbicara
tentang Black Mountain.
Hsunz
:”Mountain? Black Mountain? Tempat apa itu?”
Tinker :”Itu
adalah tempat dimana Black Dragon akan membentuk pasukannya.”
Hsunz
:”Bagaimana kamu bisa tahu itu? Dan dimana itu?”
Tinker
:”Sebelum aku dikirim dari masa depan, aku sempat diberi tahu tentang
kejadian apa yang akan aku hadapi dan juga tempat- tempatnya. Jadi aku tau hal-hal apa saja yang
akan terjadi dan juga cara mengatasinya. Meskipun tidak semuanya dapat aku ketahui, namun aku akan mencobanya”
Hsunz :”Jika
benar apa yang kau ucapkan, maka apa yang harus kita lakukan selanjutnya?”
Tinker
:”Langkah pertama, kita harus datang ke kerajaan Saint Haven. Disana
kita akan mendapat bantuan. Setelah itu kita akan menyusun strategi untuk melawan Black Dragon
dan semoga saja kekuatan kita cukup untuk melawannya.”
Setibanya di
gerbang Saint Haven, mereka langsung disambut oleh pengawal yang tadi pagi
mengantarnya.
Pengawal
:”Heyy nak. Syukurlah kalian selamat. Sini biar saya bantu.”
Kata
pengawal tersebut sambil membantu mereka membawa perbekalan yang mereka bawa
berdua ketika menyelidiki Black Mountain. “Trimakasih pak.” Ucap Hsunz dan
Tinker secara bersamaan. Sesampainya di istana, mereka melaporkan apa yang
mereka lihat dan apa yang terjadi di Black Mountain.
King casius
:”Jadi mereka telah bersiap-siap untuk menyerang? Baiklah.! Jendral,
segera siapkan pasukan terbaik kita. Kita akan
menyerang mereka malam ini juga.
Sebelum mereka menyerang kita, kita serang mereka. “
Jendral
:”Baik paduka, perintah segera dilaksanakan”
Lalu Jendral
Douglas pun pergi menyiapkan pasukannya untuk pertempuran nanti malam melawan
Black Dragon. Sedangkan di dalam istana, Hsunz dan Tinker masih terlibat
perbincangan yang serius dengan King Casius.
King casius
:”Kalian juga bertemu Argenta? Hemm”
Tinker :”Jadi
paduka tau siapa Argenta?”
King casius
:”Saya juga kurang tau mengenai Argenta. Namun secara tidak langsung dia
juga merupakan pahlawan di Saint Haven.
Tapi sayang dia tidak mau tinggal disini. Pernah suatu ketika, saat kami sedang
bertempur melawan monster yang ada di
area pertambangan, dia muncul membantu pasukan kami. Dia melawan hampir
setengah monster sendirian.”
Hsunz
:”Sehebat itukah dia?”
King casius
:”Saya tidak tahu seberapa besar kekuatan yang dimiliki dia. Tapi sepertinya
dia adalah orang yang sangat hebat
sekaligus misterius. Semoga saja, nanti malam dia mau membantu kita
melawan pasukan Black Dragon.”
King Casius
pun memuji kehebatan Argenta sekaligus berharap semoga dia mau membantu
pasukannya untuk melawan pasukan monster dari Black Dragon. Waktu pun terus
berjalan. Dan malampun hampir tiba.
King casius
:”Jendral, apakah pasukan kita sudah siap?”
Jendral
:”Sudah raja. Apakah kita akan berangkat sekarang?”
King casius
:”Ya, kita akan berangkat sekarang. Kamu Hsunz dan Tinker, apakah kalian
sudah bersiap-siap?
Tinker
:”Sudah paduka”
Hsunz :”Sudah
raja”
King casius
:”Kalau begitu kita berangkat sekarang.”
Dan akhirnya merekapun berangkat untuk bertempur
melawan Black Dragon. Raja casius mengantar mereka sampai di gerbang.
King casius
:”Berhati-hatilah kalian dalam bertempur. Lawan kita bukan lawan biasa.”
Jendral
:”Baik paduka, ayo kita berangkat.”
Mereka pun
berjalan menuju ke Black Mountain. Hsunz, Tinker, dan Jendral Douglas memimpin
pasukan. Saat mereka tiba di tengah jalan, mereka bertemu dengan Argenta.
Argenta
:”Jadi apakah kalian akan menyerang dia malam ini?”
Tinker :”Iya
Argenta, kami akan berperang malam ini juga.”
Argenta
:”Kalau begitu, berhati-hatilah kalian. Saya akan menysul ketika kalian
sudah sampai disana.”
Lalu Argenta
pun pergi.
Perjalanan
pun masih berlanjut. Pasukan dari Saint Haven pun hampir sampai di perkemahan
para monster.
Jendral
:”Sebaiknya kita berdoa dulu agar diberi keselamatan dan kemenangan
malam ini.”
Merekapun
berdoa dengan khusuknya.
Jendral :”Ayo
kita serang mereka. Pasukan bersiap. Seranggg..!!”
Perintah
sang jendral memberi aba-aba.
Di satu
sisi, Velskud yang mengetahui akan hal ini sudah mempersiapkan semua. Pasukan
monsternya pun telah bersiap untuk melawan pasukan dari Saint Haven.
Velskud
:”Dasar manusia-manusia bodoh. Matilah kalian semua. Hahahaaa.”
Velskud pun
berkata dengan angkuhnya. Lalu tiba-tiba datanglah Gerraint.
Gerraint
:”Mereka bukanlah lawan mu. Aku adalah lawanmu.”
Velskud
:”Hempp, tak kusangka kita akan bertemu secepat ini. Dunia memang sempit
ya. Hahahaaa… Bila itu keinginanmu,
maka aku akan melayanimu. Rasakan kematianmuu. Arrrggggghhhhhh..!”
Velskud pun
berubah menjadi Black Dragon. Dengan keberadaan The Ancient di sisinya,
kekuatannya menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Gerraint
:”Aku tak akan membiarkanmu Velskud.”
Gerraint pun
berubah menjadi Gold Dragon.
Hsunz
:”Sss..ssiiapa dia? Kenapa ada dua Dragon?”
Tinker :”Dia
adalah Gold Dragon, pemburu pecahan Tempest Dragon. Tenang saja, dia ada di
pihak kita.”
Hsunz pun
kaget akan kehadiran The Gold Dragon. Dia sempat mengira, bahwa Gold Dragon
adalah musuhnya. Namun setelah mendengar penjelasan dari Tinker, dia menjadi
yakin bahwa Gold Dragon ada di pihaknya.
Dari pihak Saint Haven, mereka telah memulai
serangan. “serangggg.!!” Teriak Jendral Douglas. Merekapun menyerang markas
pasukan monster. Pasukan monster yang tanggap akan hal itu langsung menyerang
balik pasukan dari Saint Haven. “grrrr…aaaa….arghhh.” Pertempuran sengit pun
tak terelakkan. Melihat keadaan tersebut Argenta langsung menyusup ke
perkemahan untuk menyelamatkan The Ancient Rose.
Dua jam
berlalu sejak pertempuran itu terjadi. Banyak korban berjatuhan baik dari pihak
Saint Haven maupun dari monster. Hsunz dan Tinker pun kelelahan karenanya. Gold
Dragon dan Black Dragon juga sama-sama terluka parah. Gold Dragon terluka parah
di lengannya sehingga sedikit kesulitan untuk mengimbangi gerakan lawannya
Black Dragon. Melihat hal itu, Hsunz pun ingin mencoba untuk membantu Gold
Dragon. Dia mengambil sesuatu dari sakunya, sebuah root (ramuan) pemberian
kakeknya. “Makanlah root ini, maka kekuatan dan staminamu akan meningkat
pesat.” Itulah kata-kata yang diucapkan kakeknya ketika memberikan root tersebut
kepadanya. Hsunz pun memakan root tersebut, dan benar saja tubuhnya langsung
menjadi bugar. Dia merasa lebih kuat dari sebelumnya. “Saatnya menghajarmu
Black Dragon.” kata Hsunz dalam hati. “Gold Dragon, bertahanlahh.” Brutal pun
berlari dan berteriak menuju kearah Black Dragon. “Aaaaaaa… hiaaatttt ….. Cresceeeeent
cleave”
Di Black
Mountain, tebasan angin pun semakin besar dan area belahannya pun semakin luas.
Hsunz yang mulai kehilangan kendali, tiba-tiba melihat sebuah cahaya terang.
Seperti di dalam mimpi, dia bertemu ayahnya.
Tinker :”Ada
apa ini. Apakah aku sudah mati? Hsunz, apa yang terjadi.”
Argenta
:”Sepertinya dia sudah mampu menguasai jurus tersebut.”
Tinker
:”Maksudmu?”
Argenta :” Crescent
cleave, bukanlah jurus biasa. Jurus tersebut sangat hebat, akan tetapi
memerlukan pengendalian yang sulit. keseimbangan
antara tebasan angin dengan laju pedang dan pikiran harus tertuju pada satu
fokus. Apabila salah sedikit saja, nyawanya
dan orang yang ada disekelilingngya bisa terbunuh.”
Tinker
:”Tapi, sebelumnya tidak pernah sebesar dan sehebat ini. Yang aku lihat
hanya tebasan angin biasa.”
Argenta :”
Memang sulit untuk dijelaskan secara teori. Mungkin sebaiknya kita mundur saja
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Semua
pasukan dari Saint Haven pun mundur. Termasuk Argenta dan Tinker, mereka
semuanya mundur ketempat yang dikiranya aman.
Tak berapa
lama tebasan angin pun mulai mereda. Awan-awan mendung mulai pergi.
Monster-monster yang tadinya ada di depan tebasan angin pun tergeletak tak
berdaya, termasuk Black Dragon. Hsunz pun pingsan karena kehabisan tenaga. Para
pasukan mulai mendekat melihat kondisi hsunz. Mereka juga melihat Black Dragon
yang kemudian berubah menjadi Velskud. Akhirnya mereka kembali ke Saint Haven
dengan kemenangan. Argenta dan Gerraint pun menghilang tak tau entah kemana.
Sepertinya mereka berdua telah pergi ke tempat persembunyian mereka. Dengan
bantuan para prajurit, Hsunz dan Rose yang pingsan dibawa ke Saint Haven untuk
diobati. Velskud juga ikut dibawa untuk ditahan.
Sesampainya di
depan gerbang Saint Haven, mereka telah disambut oleh King Casius dan seluruh
penduduk Saint Haven. Bantuan medis segera datang untuk membantu mereka.
Dua hari kemudian, Hsunz yang pingsan mulai siuman.
Dia mulai membuka matanya secara perlahan. Samar-samar dia melihat King Casius,
Tinker, Jendral Douglas, dan juga kakeknya.
Hsunz :”Ka..kakeeek.”
Kakek
:”Tenanglah Hsunz, kakek ada disini.”
Kata kakek
itu menenangkan Hsunz. Kemudian kakek itu melanjutkan perkataannya.
Kakek :”kini
kau telah menjadi kesatria nak, kini kau adalah legenda seperti ayahmu. Kakek
bangga padamu nak.”
Kakek pun
berkata sambil menangis karena terharu. Dia tak menyangka bahwa cucunya yang
berumur 18 tahun itu telah menjadi pahlawan di Saint Haven sama seperti ayahnya
50 tahun yang lalu.
Hsunz
:”Kakek, bagaimana kakek bisa ada disini?”
King casius
:”Pasukan kami yang menjemput kakekmu kemari. Setelah kami melihat kau
kembali ke Saint Haven, kami mencoba
mencari tahu darimana asal-usul dirimu dan juga keluargamu. Tak pernah kami
duga bahwa kau adalah anak dari Warior
Barnac. Suatu kehormatan bagi kami bila bisa mengajakmu untuk tinggal di sini,
di Kerajaan Saint Haven. Apakah kamu bersedia?”
Hsunz
:”Sebentar raja, saya akan bertanya kepada paman saya terlebih dahulu. Jadi
bagaimana kakek? Apakah kakek mau
tinggal disini?”
Kakek :”Semua
terserah kamu nak, mau tinggal atau tidak.”
Hsunz :”Kalau
begitu saya mau tinggal disini paduka.”
King casius
:”Terima kasih Hsunz karena sudi tinggal di Saint Haven.”
Tinker
:”Hsunz, selamat. Kini kau telah menjadi pahlawan Saint Haven. Karena
tugasku disini sudah selesai, maka aku akan
kembali ke masaku. Selamat tinggal Hsunz. Terima kasih atas bantuanmu selama
ini.”
Tinker pun
berpamitan kepada Hsunz untuk kembali ke masa depan. Dia kemudian mengambil
suatu benda dari tasnya.
Hsunz :”Benda
apa itu?”
Tinker :”Ini
adalah time portal, dengan alat ini aku akan kembali ke masa depan.”
Sesaat
kemudian Tinker pun menyalakan alat itu.
Tinker
:”Selamat tinggal”
Itulah
kata-kata terakhir Tinker sebelum masuk ke dalam alat tersebut. Tak berapa lama
Tinker pun sudah hilang, kembali ke masanya.
Akhirnya
Hsunz bisa menjadi seperti ayahnya. Meski tak sehebat dia, tapi dia yakin asal
ada tekad yang kuat dan mau belajar, maka dia akan bisa lebih hebat dari
ayahnya. Kini dia tinggal di Saint Haven bersama kakeknya. Sedangkan The
Ancient Rose sampai saat ini masih belum siuman dari pingsan sejak pertempuran
dua hari yang lalu. Entah sampai kapan Rose akan tertidur, tapi yang pasti
sekarang dia dalam pengawalan ketat mengingat semakin banyaknya orang yang
mengincar kekuatan Ancient.
Sumber: Dragon Nest Indonesia